Senin, 20 Januari 2014

Makalah Perkembangan Prenatal Dalam Perspektif Islam


PERKEMBANGAN PRENATAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM

Anggota Kelompok:
Ii’ Chariati                   (201110230311253)
Kurnia Prayana           (201110230311288)
Qory Damar W           (201110230311295)
Navy Tri Indah           (201110230311300)
Riris Rahmania            (201110230311307)


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Syukur Alhamdulillah kita panjatkan bersama kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, karena kita selalu di beri kesehatan sampai dengan sekarang sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah PDPI 1 ini yang berjudul perkembangan prenatal dalam perspektif islam. Penulisan laporan ini disusun sebagai salah satu tugas praktikum dari mata kuliah Psikologi dalam Perspektif Islam dengan tujuan menambah wawasan dalam materi PDPI.
            Dalam penulisan laporan ini, kami selaku penulis dapat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, dengan ini harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun



PENDAHULUAN
BAB I

            Dewasa ini telah banyak sumber yang mengemukakan tentang perkembangan prenatal atau pra kehamilan terutama dalam berbagai bidang keilmuan, seperti kedokteran, psikologi dan lain-lain. Penemuan-penemuan tersebut digagas oleh beberapa ahli di bidangnya. Perkembangan prenatal pada umumnya semua mengalami periode-periode atau fase-fase yang sama. Bahkan teori-teori perkembangan prenatal menurut Hurlock dan Santrock hampir sama. Maka dari itu perkembangan prenatal pasti dialami secara umum bagi para calon ibu.
            Terlepas dari keilmuan barat yang telah melakukan riset-riset tentang perkembangan janin. Para ilmuwan Islam juga memiliki hasil penelitian tersendiri terkait perkembangan janin pada masa prenatal. Ilmuwan islam tidak hanya berkiblat dari hasil riset namun mereka juga mendapatkan pengetahhuan dari ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang juga berisi tentang proses bagaimana manusia diciptakan.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa Al-Qur’an sudah menjelaskan dengan jelas tentang perkembangan manusia dari awal pembuahan sampai akhir atau sampai kelahiran. Al-Qur’an menjelaskan tentang tahap-tahap bagaimana manusia diciptakan. Secara ilmu hasil riset pada penelitian psikologi perkembangan dapat dikomparasikan dengan hasil dari ilmuwan Islam yang juga mengungkap perkembangan masa prenatal berdasar sumber keislaman.
            Dari berbagai riset dan juga pengetahuan umum yang ada, maka penulis ingin mengungkap bagaimana hasil-hasil riset tersebut jika dipandang dari perspektif Islam mengenai proses-proses perkembangan manusia atau proses penciptaan manusia.


Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tahap perkembangan prenatal dalam segi psikologi perkembangan?
2.      Bagaimana perkembangan prenatal dalam psikologi perkembangan jika ditinjau dari perspektif Islam?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui tahap-tahap prenatal dalam segi psikologi perkembangan.
2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan prenatal dalam psikologi perkembangan jika ditinjau dari perspektif Islam.














BAHASAN
       I.            PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN
            Manusia secara umum memulai hidup dengan cara yang sama. Semua diawali dengan proses bergabungnya sel sperma dan sel ovum untuk membentuk sel tunggal. Ada beberapa tahap dalam perkembangan pra kelahiran menurut Santrock dalam Life Span Development yaitu:
1.      Periode Germinal
Periode germinal adalah periode 2 minggu pertama setelah pembuahan. Meliputi penciptaan zigot yang dilanjutkan dengan pemecahan sel dan melekatnya zigot ke dinding kandungan.
2.      Periode Embrionis
Periode embrionis adalah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 sampai 8 minggu setelah pembuahan. Embrio terbagi menjadi tiga lapisan system dukungan kehidupan berkembang dan dalam fase ini organ-organ mulai tampak.
3.      Periode Fetal
Periode fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Sistem organ semakin matang hingga pada titik di mana kehidupan dapat bertahan di luar kandungan.
            Sedangkan tahap perkembangan embrio menurut Carolyn, 2012 dalam Understand Child Development meliputi:
1.      Minggu 4-5: embrio masih berukuran sebesar kacang. Namun hati yang baru terbentuk mulai berdetak, lengan serta kaki mulai tumbuh dibagian samping tubuh.
2.      Minggu 6-7: embrio berukuran 8 mm dan tunas lengan serta kaki mulai terlihat seperti lengan dan kaki yang utuh, hati yang berdetak sudah dapat terlihat melalui scan ultrasound.
3.      Minggu 8-9: bayi yang belum lahir disebut fetus dan berukuran 2cm. Jempol dan jari-jari lain mulai terbentuk. Organ penting seperti otak, paru-paru, hati dan lambung mulai berkembang secara cepat.
4.      Minggu 10-14: fetus/ janin berukuran 7cm dan pembentukan semua organ telah komplet. Pada minggu ke-12 bayi mulai terbentuk secara utuh dan bertumbuh besar. Bagian atas rahim ibu biasanya dapat dirasakan di tulang pelvic.
5.      Minggu 15-22: janin telah berukuran cukup besar sehingga gerakannya dapat dirasakan oleh ibu. Pada minggu ke-22 selaput pelindung berminyak dan berwarna putih (vernix caseosa) mulai terbentuk dan janin dilapisi oleh bulu halus yang dinamakan lanugo.
6.      Minggu ke 23-30: bayi diselimuti vernix caseosa dan bulu lanugo biasanya telah menghilang. Dari minggu ke-28 sudah mampu bergerak, dan apabila lahir saat itu juga, ada kemungkinan janin akan hidup.
7.      Minggu ke 31-40: janin mulai menggemuk dan siap untuk lahir.
    II.            FASE PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM
 ‘’Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam busuk yang berubah, maka apabila Aku telah menyempurnkan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalam ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.’’ (QS.Al-Hijr: 28-29)
12.‘’Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik’’.
(Al-Mu’minuun:12-14)

Ayat serupa yang menjelaskan tentang awal mula penciptaan manusia juga terdapat pada Al-Qur’an surat Al-imron: 59, Ar-rum: 20, Al-furqan: 45, Al-mu’minun: 12, Ar-rahman: 14, dan Al-ankabut: 20, Shad: 71-72.
Manusia pertama dimuka bumi adalah Adam as. Yang diciptakan Allah swt. Dari tanah (tanah liat/tembikar), setelah itu manusia berkembang dan memiliki keturunan keturunan dimuka bumi ini. Adapun beberapa fase pencitaan manusia (janin) setelah nabi Adam as. dan juga Hawa berada dimuka bumi yaitu:
Fase pembentukan (perkembangan) janin menurut Al-qur’an surat Al-mu’minuun ayat 12-14 seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
1)      Fase nutfah
‘’Sesengguhnya Kami telah menciptakan manusia dari nutfah yang bercampur…’’. (Qs. Al-insan: 2)
Yaitu fase dimana manusia diciptakan dari air mani. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap akan tetapi dari sebagian kecilnya atau yang sering disebut juga dengan sulaalah yang membentuk jaringan sangat tipis.
‘’Kemudian Kami jadikan sari pati itu nutfah (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh’’. (Qs. Al-mu’minun: 13)
Setelah pencampuran nutfah Allah swt. Menanamkan nutfah pada tempat yang kokoh. Tempat yang kokoh yang dimaksud ayat ini adalah rahim, dalam rahim sorang ibu terdapat ikatan-ikatan sendi yang kuat sehingga nutfah dapat terlindungi dari semua pengaruh eksternal, terdapat fasiliata yang lengakap didalam Rahim seorang ibi seperti fasilitas makan, serta peti yang kuat dan besar untuk menahan beratnya ketika semakin lama berkembang yaitu panggul. Atas dasar inilah para ulama zaman dahulu menafsirkan kata-kata kokoh pada ayat ini. Sesesorang ibu pada keadaan biasa memiliki struktur sendi yang kaku dan keras. Namun, berkat ke Esa-an Allah swt. Sendi-sendi tersebut melunak dan menjadi elastis, hal ini dapat memungkinkan tulang ekor dapat berputar kedepan dan kebelakang serta pada saat melahirkan tulang terakhir turun kebagian teratas tulang ekor untuk mendorong sedikit kebelakang. Dan dengan turunya kepala bayi, bagian teratas tulang ekor kembali ketempatnya semula. tidak diragukan lagi bahwa sendi-sendi tersebut diikat oleh ikatan khusus yang memiliki struktur kuat dan susunan sempurna yang bisa mengubah tulang-tulang panggul yang beragam menjadi kotak yang kokoh, memilki atap, lantai, dan dinding yang tebal. Adapun pengikat tulang ekor dan tulang pinggul adalah selaput dari serabut datar yang melindungi rongga panggul dari kedua sisinya.
‘’Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah  dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu…’’. (Qs. An-najm: 32)

2)      Fase alaqah
‘’Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqah…” (Qs. Al-mu’minun: 14)
Kata kemudian pada ayat ini adalah satu-satunya kata sambung yang menunjukkan fase perpindahan dalam pembentukan manusia. Kata kemudian juaga mennunjukkan urutan yang memiliki makna berbeda dengan kata dan atau kata maka dalam fiman-Nya, ‘’Maka ‘alaqah itu Kami jadikan mudhghah…’’. (Qs. Al-mu’minun: 14)
Dalam bahasa Arab, arti kata "'alaq" atau "segumpal darah" adalah "benda yang melekat pada suatu tempat". Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makanan darinya. Dalam kamus besar Al-mishbah al-munir alaqah disebut sebagai air mani yang berpindah ke fase lain dan berubah menjadi darah yang kasar dan membeku. Lalu mani ini berpindah ke fase lain dan menjadi daging. Mudhghah pada ayat diatas memiliki fase terpisah dengan alaqah.

3)      Fase mudhghah
‘’…Maka alaqah itu Kami jadikan mudhghah. Dan segumpal daging (mudhghah) itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging…” (Qs. Al-mu’minun: 14).
Mudhghah adalah fase perpindahan menjadi sesuatu yang tersusun dari tiga lapisan: lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam. Lapisan-lapisan ini akan membentuk jaringan dan organ manusia yang secara total terpisah satu dendan yang lainya akan tetapi saling terdantung dan berkaitan.
‘’Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah kemudian dari nutfah, kemudian dari alaqah, kemudian dari mudhghah yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam Rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan…” (Qs. Al-haj: 5)
4)      Fase tulang dan daging
Allah swt. Berfirman, “…Dan mudhghah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging…” (Qs. Al-mu’minun: 14)
Setelah fase mudhghah tulang belulang langsung muncul pada janin sebagai poros pertama yang menjadi pusat bagian penyangga yakni tulang belakang. Mukjizat yang luarbisa dapat dilihat dari kemunculan tulang belulang sebelum adanya daging. Tidak lama kemudian muncul otot dan daging disekitarnya. Bagian-bagian tubuh janin terlihat sedikit demi sedikit pada fase ini sehingga ia menjadi makhluk yang berbentuk lain setelah kelahiran.
“…Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik”. (Qs. Al-mu’minun: 14) dan,
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasanagan pria dan wanita. Dari nutfah, apabila dipancarkan”. (Qs. An-najm: 45-46)
Pada akhir fase pekembangan manusia Allah swt. Meniupkan ruh. Para ulama umumnya mengataka bahwa ruh ditiupkan pada janin ketika berusia 120 hari, sejak dari terbentuknya. Dalil-dalil yang dikemukakan cukup banyak, di antaranya adalah: Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya setiap kamu dibentuk di perut ibunya selama 40 hari, kemudian berbentuk ‘alaqah seperti itu juga, kemudian menjadi mudhghah seperti itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan menetapkan 4 masalah…. {HR. Bukhari, Ibnu Majah, At-Tirmizy}

KESIMPULAN
Penciptaan manusia pada setiap fasenya adalah bukti kekuasan Allah swt. Yang telah ditegaskan dan dijelaskan pada banayak ayat dalam Al-quran. beberapa informasi dalam ayat-ayat ini sangatlah terperinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup pada abad ke-7 untuk mengetahui termasuk para ilmuan barat yang mendeklarasikan penemuan-penemuanya terkait perkembangan janin karna jauh sebelum mereka ada Al-qur’an sudah terlebih dahulu membahasnya secara lengkap dan mendetai berdasarkan fiman Allah swt.
Adapun ruh yang telah di singgung pada akhir pembahasan oleh para ilmuan belum mendapatkan titik terang atau ilmuan belum menjangkau akan adanya jiwa atau kapan munculnya jiwa pada janin. Hal ini membuktikan bahwa landasan akan ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini merujuk pada Al-qur’an yang menjadikan penciptaan/perkembangan janin menjadi salah satu bukti otentik akan dasar keilmuan.
Jika pada teori-teori barat atau teori perkembangan menjelaskan secara rinci terkait waktu-waktu pembentukannya, maka dalam Al-qur’an hannya disebutkan fase-fase dengan tidak dijelaskannya waktu-waktu terbentuknya janin serta organ-organya.


DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2007. ESQ Power. Jakarta: Arga
Al-Qur’annulkarim
Hude, M. Darwis. 2006. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga
Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo
Meggitt, Carolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks
Santrock, W. J. 2002. Life Span Development Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Shohib, Muhammad dkk. 2007. Miracle The Reference. Bandung: Sygma Publishing
Washfi, Muhammad. 2008. Menguak Rahasia Ilmu K edokteran dan Al-qur’an. Surakarta: Indiva Mediakreasi

Yasin, M. Nu’aim. 2001. Fikiqih Kedokteran. Jakarta: Pustaka Al-kautsar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar