PERKEMBANGAN PRENATAL DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
Anggota Kelompok:
Ii’
Chariati (201110230311253)
Kurnia
Prayana (201110230311288)
Qory
Damar W (201110230311295)
Navy
Tri Indah (201110230311300)
Riris
Rahmania (201110230311307)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Syukur
Alhamdulillah kita panjatkan bersama kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya, karena kita selalu di beri kesehatan sampai
dengan sekarang sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah PDPI 1 ini
yang berjudul perkembangan prenatal dalam perspektif islam. Penulisan laporan
ini disusun sebagai salah satu tugas praktikum dari mata kuliah Psikologi dalam
Perspektif Islam dengan tujuan menambah wawasan dalam materi PDPI.
Dalam penulisan laporan ini, kami
selaku penulis dapat menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak, dengan ini harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Penyusun
PENDAHULUAN
BAB I
Dewasa
ini telah banyak sumber yang mengemukakan tentang perkembangan prenatal atau
pra kehamilan terutama dalam berbagai bidang keilmuan, seperti kedokteran,
psikologi dan lain-lain. Penemuan-penemuan tersebut digagas oleh beberapa ahli
di bidangnya. Perkembangan prenatal pada umumnya semua mengalami
periode-periode atau fase-fase yang sama. Bahkan teori-teori perkembangan
prenatal menurut Hurlock dan Santrock hampir sama. Maka dari itu perkembangan
prenatal pasti dialami secara umum bagi para calon ibu.
Terlepas
dari keilmuan barat yang telah melakukan riset-riset tentang perkembangan
janin. Para ilmuwan Islam juga memiliki hasil penelitian tersendiri terkait
perkembangan janin pada masa prenatal. Ilmuwan islam tidak hanya berkiblat dari
hasil riset namun mereka juga mendapatkan pengetahhuan dari ayat-ayat dalam
Al-Qur’an yang juga berisi tentang proses bagaimana manusia diciptakan.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa Al-Qur’an sudah menjelaskan dengan jelas tentang
perkembangan manusia dari awal pembuahan sampai akhir atau sampai kelahiran.
Al-Qur’an menjelaskan tentang tahap-tahap bagaimana manusia diciptakan. Secara
ilmu hasil riset pada penelitian psikologi perkembangan dapat dikomparasikan
dengan hasil dari ilmuwan Islam yang juga mengungkap perkembangan masa prenatal
berdasar sumber keislaman.
Dari
berbagai riset dan juga pengetahuan umum yang ada, maka penulis ingin
mengungkap bagaimana hasil-hasil riset tersebut jika dipandang dari perspektif
Islam mengenai proses-proses perkembangan manusia atau proses penciptaan
manusia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahap perkembangan prenatal dalam segi
psikologi perkembangan?
2. Bagaimana perkembangan prenatal dalam psikologi
perkembangan jika ditinjau dari perspektif Islam?
Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap-tahap prenatal dalam segi
psikologi perkembangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan prenatal
dalam psikologi perkembangan jika ditinjau dari perspektif Islam.
BAHASAN
I.
PERKEMBANGAN
PRAKELAHIRAN
Manusia
secara umum memulai hidup dengan cara yang sama. Semua diawali dengan proses
bergabungnya sel sperma dan sel ovum untuk membentuk sel tunggal. Ada beberapa
tahap dalam perkembangan pra kelahiran menurut Santrock dalam Life Span Development yaitu:
1.
Periode Germinal
Periode germinal adalah periode 2 minggu pertama
setelah pembuahan. Meliputi penciptaan zigot yang dilanjutkan dengan pemecahan
sel dan melekatnya zigot ke dinding kandungan.
2.
Periode Embrionis
Periode embrionis adalah periode perkembangan
prakelahiran yang terjadi dari 2 sampai 8 minggu setelah pembuahan. Embrio
terbagi menjadi tiga lapisan system dukungan kehidupan berkembang dan dalam
fase ini organ-organ mulai tampak.
3.
Periode Fetal
Periode fetal adalah periode perkembangan
prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung
selama 7 bulan. Sistem organ semakin matang hingga pada titik di mana kehidupan
dapat bertahan di luar kandungan.
Sedangkan tahap perkembangan embrio
menurut Carolyn, 2012 dalam Understand
Child Development meliputi:
1.
Minggu 4-5: embrio masih berukuran
sebesar kacang. Namun hati yang baru terbentuk mulai berdetak, lengan serta
kaki mulai tumbuh dibagian samping tubuh.
2.
Minggu 6-7: embrio berukuran 8 mm dan
tunas lengan serta kaki mulai terlihat seperti lengan dan kaki yang utuh, hati
yang berdetak sudah dapat terlihat melalui scan
ultrasound.
3.
Minggu 8-9: bayi yang belum lahir
disebut fetus dan berukuran 2cm. Jempol dan jari-jari lain mulai terbentuk.
Organ penting seperti otak, paru-paru, hati dan lambung mulai berkembang secara
cepat.
4.
Minggu 10-14: fetus/ janin berukuran 7cm
dan pembentukan semua organ telah komplet. Pada minggu ke-12 bayi mulai
terbentuk secara utuh dan bertumbuh besar. Bagian atas rahim ibu biasanya dapat
dirasakan di tulang pelvic.
5.
Minggu 15-22: janin telah berukuran
cukup besar sehingga gerakannya dapat dirasakan oleh ibu. Pada minggu ke-22
selaput pelindung berminyak dan berwarna putih (vernix caseosa) mulai terbentuk dan janin dilapisi oleh bulu halus
yang dinamakan lanugo.
6.
Minggu ke 23-30: bayi diselimuti vernix caseosa dan bulu lanugo biasanya telah menghilang. Dari
minggu ke-28 sudah mampu bergerak, dan apabila lahir saat itu juga, ada
kemungkinan janin akan hidup.
7.
Minggu ke 31-40: janin mulai menggemuk
dan siap untuk lahir.
II.
FASE PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DALAM
PERSFEKTIF ISLAM
‘’Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam busuk yang berubah, maka apabila Aku
telah menyempurnkan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalam ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.’’ (QS.Al-Hijr:
28-29)
12.‘’Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik’’.
(Al-Mu’minuun:12-14)
Ayat
serupa yang menjelaskan tentang awal mula penciptaan manusia juga terdapat pada
Al-Qur’an surat Al-imron: 59, Ar-rum: 20, Al-furqan: 45, Al-mu’minun: 12, Ar-rahman:
14, dan Al-ankabut: 20, Shad: 71-72.
Manusia
pertama dimuka bumi adalah Adam as. Yang diciptakan Allah swt. Dari tanah
(tanah liat/tembikar), setelah itu manusia berkembang dan memiliki keturunan
keturunan dimuka bumi ini. Adapun beberapa fase pencitaan manusia (janin)
setelah nabi Adam as. dan juga Hawa berada dimuka bumi yaitu:
Fase
pembentukan (perkembangan) janin menurut Al-qur’an surat Al-mu’minuun ayat
12-14 seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
1)
Fase nutfah
‘’Sesengguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari nutfah yang bercampur…’’. (Qs. Al-insan: 2)
Yaitu fase dimana manusia diciptakan dari air mani.
Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap akan tetapi dari sebagian
kecilnya atau yang sering disebut juga dengan sulaalah yang membentuk jaringan
sangat tipis.
‘’Kemudian Kami jadikan sari pati
itu nutfah (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh’’. (Qs. Al-mu’minun: 13)
Setelah
pencampuran nutfah Allah swt. Menanamkan nutfah pada tempat yang kokoh. Tempat
yang kokoh yang dimaksud ayat ini adalah rahim, dalam rahim sorang ibu terdapat
ikatan-ikatan sendi yang kuat sehingga nutfah dapat terlindungi dari semua
pengaruh eksternal, terdapat fasiliata yang lengakap didalam Rahim seorang ibi
seperti fasilitas makan, serta peti yang kuat dan besar untuk menahan beratnya
ketika semakin lama berkembang yaitu panggul. Atas dasar inilah para ulama
zaman dahulu menafsirkan kata-kata kokoh pada ayat ini. Sesesorang ibu pada
keadaan biasa memiliki struktur sendi yang kaku dan keras. Namun, berkat ke Esa-an
Allah swt. Sendi-sendi tersebut melunak dan menjadi elastis, hal ini dapat
memungkinkan tulang ekor dapat berputar kedepan dan kebelakang serta pada saat
melahirkan tulang terakhir turun kebagian teratas tulang ekor untuk mendorong
sedikit kebelakang. Dan dengan turunya kepala bayi, bagian teratas tulang ekor
kembali ketempatnya semula. tidak diragukan lagi bahwa sendi-sendi tersebut
diikat oleh ikatan khusus yang memiliki struktur kuat dan susunan sempurna yang
bisa mengubah tulang-tulang panggul yang beragam menjadi kotak yang kokoh,
memilki atap, lantai, dan dinding yang tebal. Adapun pengikat tulang ekor dan
tulang pinggul adalah selaput dari serabut datar yang melindungi rongga panggul
dari kedua sisinya.
‘’Dan Dia lebih mengetahui (tentang
keadaan) mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut
ibumu…’’. (Qs. An-najm: 32)
2)
Fase alaqah
‘’Kemudian
air mani itu Kami jadikan alaqah…” (Qs. Al-mu’minun: 14)
Kata kemudian
pada ayat ini adalah satu-satunya kata sambung yang menunjukkan fase
perpindahan dalam pembentukan manusia. Kata kemudian juaga mennunjukkan urutan
yang memiliki makna berbeda dengan kata dan
atau kata maka dalam fiman-Nya, ‘’Maka ‘alaqah
itu Kami jadikan mudhghah…’’. (Qs.
Al-mu’minun: 14)
Dalam bahasa Arab, arti kata "'alaq" atau
"segumpal darah" adalah "benda yang melekat pada suatu
tempat". Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah
yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling
tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap
makanan darinya. Dalam kamus besar Al-mishbah al-munir alaqah disebut sebagai
air mani yang berpindah ke fase lain dan berubah menjadi darah yang kasar dan
membeku. Lalu mani ini berpindah ke fase lain dan menjadi daging. Mudhghah pada
ayat diatas memiliki fase terpisah dengan alaqah.
3)
Fase mudhghah
‘’…Maka alaqah
itu Kami jadikan mudhghah. Dan segumpal daging (mudhghah) itu Kami jadikan
tulang belulang. Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging…” (Qs. Al-mu’minun: 14).
Mudhghah adalah fase perpindahan menjadi sesuatu yang
tersusun dari tiga lapisan: lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam.
Lapisan-lapisan ini akan membentuk jaringan dan organ manusia yang secara total
terpisah satu dendan yang lainya akan tetapi saling terdantung dan berkaitan.
‘’Hai manusia,
jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah kemudian dari nutfah,
kemudian dari alaqah, kemudian dari mudhghah yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam Rahim
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan…” (Qs. Al-haj: 5)
4)
Fase tulang dan
daging
Allah
swt. Berfirman, “…Dan mudhghah itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging…”
(Qs. Al-mu’minun: 14)
Setelah
fase mudhghah tulang belulang langsung muncul pada janin sebagai poros pertama
yang menjadi pusat bagian penyangga yakni tulang belakang. Mukjizat yang
luarbisa dapat dilihat dari kemunculan tulang belulang sebelum adanya daging.
Tidak lama kemudian muncul otot dan daging disekitarnya. Bagian-bagian tubuh
janin terlihat sedikit demi sedikit pada fase ini sehingga ia menjadi makhluk
yang berbentuk lain setelah kelahiran.
“…Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik”. (Qs. Al-mu’minun: 14) dan,
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan
berpasang-pasanagan pria dan wanita. Dari nutfah, apabila dipancarkan”. (Qs. An-najm: 45-46)
Pada akhir fase pekembangan
manusia Allah swt. Meniupkan ruh. Para ulama umumnya mengataka bahwa ruh
ditiupkan pada janin ketika berusia 120 hari, sejak dari terbentuknya.
Dalil-dalil yang dikemukakan cukup banyak, di antaranya adalah: Dari Abdullah
bin Mas’ud ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya setiap kamu
dibentuk di perut ibunya selama 40 hari, kemudian berbentuk ‘alaqah seperti itu
juga, kemudian menjadi mudhghah seperti itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan
menetapkan 4 masalah…. {HR. Bukhari, Ibnu Majah, At-Tirmizy}
KESIMPULAN
Penciptaan manusia pada setiap fasenya adalah bukti
kekuasan Allah swt. Yang telah ditegaskan dan dijelaskan pada banayak ayat
dalam Al-quran. beberapa informasi dalam ayat-ayat ini sangatlah terperinci
sehingga mustahil bagi orang yang hidup pada abad ke-7 untuk mengetahui
termasuk para ilmuan barat yang mendeklarasikan penemuan-penemuanya terkait
perkembangan janin karna jauh sebelum mereka ada Al-qur’an sudah terlebih
dahulu membahasnya secara lengkap dan mendetai berdasarkan fiman Allah swt.
Adapun ruh yang telah di singgung pada akhir
pembahasan oleh para ilmuan belum mendapatkan titik terang atau ilmuan belum
menjangkau akan adanya jiwa atau kapan munculnya jiwa pada janin. Hal ini
membuktikan bahwa landasan akan ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini merujuk pada
Al-qur’an yang menjadikan penciptaan/perkembangan janin menjadi salah satu
bukti otentik akan dasar keilmuan.
Jika pada teori-teori barat atau teori perkembangan
menjelaskan secara rinci terkait waktu-waktu pembentukannya, maka dalam
Al-qur’an hannya disebutkan fase-fase dengan tidak dijelaskannya waktu-waktu
terbentuknya janin serta organ-organya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2007. ESQ Power. Jakarta: Arga
Al-Qur’annulkarim
Hude, M. Darwis. 2006. Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam
Al-Qur’an. Jakarta: Erlangga
Jalaluddin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo
Meggitt, Carolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks
Santrock, W. J. 2002. Life Span Development Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Shohib, Muhammad dkk. 2007. Miracle The Reference.
Bandung: Sygma Publishing
Washfi, Muhammad. 2008. Menguak Rahasia Ilmu K edokteran dan Al-qur’an. Surakarta: Indiva
Mediakreasi
Yasin, M. Nu’aim. 2001. Fikiqih Kedokteran. Jakarta: Pustaka Al-kautsar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar