1. Tokoh dan Teori dasar
Psikoanalisis
Dilahirkan tahun 1856 di kota Freiberg yang kini
terletak di Cekoslowakia, tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria.
Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia
menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang jempolan di
sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881.
Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang
psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang
neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan
juga bersama dokter Josef Breuer orang Wina .
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang
tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria
terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun
1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus
paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi
melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang
penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah
di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor. Di tahun
1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah
seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan
beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga
menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
2. Struktur
Kepribadian
Semua teori
kepribadian menyepakati bahwa manusia, seperti binatang lain, dilahirkan dengan
sejumlah insting dan motifasi. Insting yang paling dasar ialah tangisan. Ketika
lahir tentunya kekuatan motifasi dalam diri tentunya belum dipengaruhi oleh
dunia luar.kekuatan ini bersifat mendasar dan individual.
Frued membagi struktur
kepribadian kedalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Prilaku
seseorang merupakan hasil dari interaksi antara ketiga komponen tersebut.
1. Id (Das Es)
Id berisikan motifasi
dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id
berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi
ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum,
tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera,
dan id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk memperoleh kesengan id
menempuh dua cara yaitu melalui reflex dan proses primer, proses primer yaitu
dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
2. Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego
adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan
kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita
(reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder
yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional. Dalam proses disebelumnya yaitu
proses primer hanya membawanya pada suatu titik, dimana ia mendapat gambaran
dari benda yang akan memuaskan keinginannya, langkah selanjutnya adalah
mewujudkan apa yang ada di das es dan langkah ini melalui proses sekunder.
Dalam upaya memuaskan dorongan, ego sering bersifat prakmatis, kurang
memperhatikan nilai/norma, atau bersifat hedonis.
Hal yang perlu
diperhatikan dari ego adalah :
1. Ego merupakan bagian dari id yang kehadirannya
bertugas untuk memuaskan kebutuhan id.
2. Seluruh energy (daya) ego berasal dari id
3. Peran utama memenuhi kebutuhan id dan
lingkungan sekitar
4. Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan
individu dan pengembanbiakannya.
·
3. Super Ego (Das
Uber Ich)
Super ego merupak
cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal
daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen
kepribadian terkait dengan sytandar atau norma masyarakat mengenai baik dan
buruk, benar dan salah. Dengan terbentukny super ego berarti pada diri individu
telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri (self control) menggantikan
control dari orang tua (out control). Fungsi super ego adalah sebagai berikut :
1. Merintangi dorongan-dorongan id, terutama
dorongan seksual dan agresif
2. Mendorong ego untuk mengantikan tujuan-tujuan
relistik dengan tujuan-tujuan moralistic.
3. Mengejar kesempurnaan. (perfection)
Karakteristik Sisitem
Kepribadian Menurut Freud
ID
|
EGO
|
SUPEREGO
|
Sistem asli (the true psychic), bersifat subjektif (tidak
mengenal dunia objektif), yang terdiri dari insting-insting dan gudangnya
(reservoir) energy psikis yang digunaka ketiga system kepribadian.
|
Berkembang untuk memenuhi kebutuhan id yang terkait dengan
dunia nyata. Memperoleh energy dari id. Mengetahui dunia subjektif dan
objektif (dunia nyata).
|
Komponen moral kepribadian, terdiri dari dua subsistem :
kata hati (yang menghukum tingkahlaku yang salah) dan ego ideal (yang
mengganjar tingkahlaku yang baik).
|
3. Dinamika
Kepribadian
Freud memandang
organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Berdasarkan doktrin
konservasi energi bahwa energi berubah dari energy fisiologis ke energi psikis
atau sebaliknya. Freud berpendapat bahwa apabila energy digunakan dalam
kegiatan psikologis seperti berfikir, maka energi itu merupakan energi psikis.
Titik tumpu atau jembatan antara energi jasmaniah dengan energi kepribadian
adalah id dan instink-instinknya. Instink-instink ini meliputi seluruh energy
yang digunakan oleh ketiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego) untuk
menjalankan fungsinya. Dinamika kepribadian terkait dengan proses pemuasan
instink, pendistribusian energy psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk
mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan
(anxiety).
a. Instink
Instink merupakan kumpulan
hasrat atau keinginan (wishes). Tujuan dari instink-instink adalah mereduksi
ketegangan (tension reduction) yang dialami sebagai suatu kesenangan.
Freud
mengklasifikasikan instink ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Instink hidup (life instink : eros). Instink
hidup merupakan motif dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku
secara positif atau konstruktif, berfungsi untuk melayani tujuan manusia agar
tetap hidup dan mengembangkan rasanya. Energy yang bertanggung jawab bagi
instink hidup adalah libido. Libido ini bersumber dari erotogenic zones yaitu
bagian-bagian tubuh yang sangat peka terhadap rangasangan seperti: bibir/mulut,
dubur dan organ seks).
2. Instink mati (death instink : thanatos).
Instink ini merupakan motifasi dasar manusia yang mendorongnya untuk bertingkah
laku yang bersifat negative atau destruktif. Freud meyakini bahwa manusia
dilahirkan dengan mambawa dorongan untuk mati (keadaan tak barnyawa = inanimate
state). Pendapat ini didasarkan kepada prinsip konstansi dari Fechner yaitu bahwa
proses kehidupan itu cenderung kembali kepada dunia yang anorganis. Kenyataan
manusia akhirnya mati, oleh karena itu tujuan hidup adalah mati. Hidup itu
sendiri tiada lain hanya perjalanan kea rah mati. Dia beranggapan bahwa
instink ini merupakan sisi gelap dari kehidupan manusia.
Instink mempunyai
empat macam karakteristik, yaitu : (a) sumber (source): kondisi rangsangan
jasmaniah atau needs, (b) tujuan (aim): menghilangkan rangsangan jasmaniah atau
mereduksi ketegangan, sehingga mencapai kesenangan dan terhindar dari rasa
sakit, (c) objek (object): meliputi benda atau keadaan yang berada di
lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk memperoleh
objek tersebut, (d) mendorong/pergerakan (impetus): kekuatan yang bergantung
pada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan.
Sumber dan tujuan
instink bersifat tetap, sedangkan objek dan penggerak sering berubah-berubah.
Apabila energi instink digunakan untuk mensubstitusi objek yang tidak asli,
maka tingkah laku yang dihasilkannya disebut instink derivative.
b. Pendistribusian dan
penggunaan Energi Psikis.
Dinamika kepribadian
merujuk kepada cara kepribadian berubah atau berkembang melalui
pendistribusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh id, ego, maupun
superegoengha. Id menggunakan energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure
principle) melalui (1) gerakan refleksi dan (2) proses primer (menghayal atau
berfantasi). Mekanisme atau proses pengalihan energi dari id ke ego atau dari
id ke superego disebut identifikasi. Ego menggunakan energi untuk keperluan (1)
memuaskan dorongan atau instink melalui proses sekunder, (2) meningkatkan
perkembangan aspek-aspek psikologi, (3) mengekang menangkal id agar tidak
bertindak impulsive atau irasional dan (4) menciptakan integrasi di antara
ketiga sistem kepribadian dengan tujuan terciptanya keharmonisan dalam
kepribadian, sehingga dapat melakukan transaksi dengan dunia luar secara
efektif. Seperti halnya ego, superego memperoleh energy itu melalui
identifikasi.
Oleh karena itu dalam
proses pendistribusian energy itu terjadi persaingan antara ketiga komponen
kepribadian, maka suasana konflik diantara ketiganya tidak dapat dielakan lagi.
Disamping itu ada kemungkinan, ego mendapat tekanan yang begitu kuat, baik dari
id maupun superego.
1. Konflik
Freud berasumsi bahwa
tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus
menerus. Konflik (peperangan) antara id, ego, superego adalah hal yang bisa
(rutin). Feurd menyakini bahwa konflik-konflik itu bersumber kepada
dorongan-dorongan seks dan agresif.
Konflik sering terjadi
secara tidak disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat
melahirkan kecemasan (anxiety). Kecemasan ini dapat dilacak dari kekhawatiran
ego akan dorongan id yang tidak dapat di kontrol, sehingga melahirkan suasana
yang mencekam/mengerikan. Setiap orang berusaha untuk membebaskan diri dari
kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan mekanisme pertahanan ego.
2.Kecemasan
Kecemasan mempunyai
peranan sentral dalam teori psikoanalisis, kecemasan digunakan oleh ego
sebagai isyarat adanya bahaya yang mengancam. Perasaan terjepit dan
terancam disebut kecemasan (anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai ego bahwa
ketika dia bertahan sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan hidup organism,
dia sebenarnya sedang berada dalam bahaya.
Freud
mengklasifikasikan kecemasan dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut:
Tipe kecemasan
|
Pengertian
|
Kecemasan Realistik
|
Resrpon terhadap ancaman dari dunia luar atau perasaan
takut terhadap bahaya-bahaya yang nyata(real) yang berada di lingkungan.
Contoh seorang merasa takut bila di depannya ada ular. Maka orang tersebut
mengalami kecemasan realistik.
|
Kecemasan Neurotik
|
Respon yang mengancam dari dorongan id ke dalam kesadaran.
Kecemasan ini berkembang berdasarkan pengalaman masa anak yang terkait dengan
hukuman yang maya (hayalan) dari orang tua atau orang lain yang mempunyai
otoritas secara maya pula untuk memuaskan dorongan instinknya. Neurotik
adalah kata latin dari perasaan gugup.
|
Kecemasan moral
|
Respon superego terhadap dorongan id yang mengancam untuk
memperoleh kepuasan secara “immoral”. Kecemasan ini di wujudkan dalam bentuk
perasaan bersalah (guilty feeling) atau rasa malu (shame). Seseorang yang
mengalami kecemasan ini, merasa takut akan dihukum oleh superegonya atau
katahatinya.
|
3. Mekanisme
Pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan
ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan
dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1) tidak disadari dan
(2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Mekanisme
pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari
dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti
cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan
hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai,
ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan
dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan
dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak
terlalu mengancam.
Jenis-jenis mekanisme
pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.
1. Represi
Represi merupakan
proses penekanan dorongan-dorongan ke alam tak sadar, ka, orang atau karena
mengancam keamanan ego. Anna Freud mengartikan pula sebagai “melupakan yang
bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau
peristiwa yang menakutkan. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar yang
terjadi ketika memori, pikiran atau perasaan (kateksis objek = id) yang
menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari kesadaran oleh antikateksis (ego).
Orang cenderung merepres keinginan atau hasrat yang apabila
dilakukan dapat menimbulkan perasaan bersalah (guilty feeling) dan konflik yang
menimbulkan rasa cemas atau merepres memori (ingatan) yang meyakitkan.
2. Projeksi
Projeksi merupakan
pengendalian pikiran, perasaan, dorongan diri sendiri kepada orang lain. Dapat
juga diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan neurotik dan moral dengan
kecemasan realistik. Anna freud mengatakan projeksi sebagai penggantian kea rah
luar atau kebalikan dari melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi
kecendrungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain.
Projeksi memungkinkan orang untuk mengatakan dorongan yang mengancamnya dengan
menyamarkanya sebagai pertahanan diri. Projeksi bertujuan untuk mengurangi
pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan.
3. Pembentukan
Reaksi (Reaction Formation).
Pembentukan reaksi
atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengantikan suatu
impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya
dalam kesadarannya (Hall dan Gardner). Dapat juga di artikan pergantian sikap
dan tingka laku dengan sikap dan tingkah laku yang berlawanan. Bertujuan untuk
menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme
ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku yang berlebihan atau bersifat
kompulsif, biasanya dari perasaan yang negatif ke positif meskipun
kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif. Dalam hal ini Freud berpendapat
bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan homoseksual merupakan ekspresi dari
perlawanannya akan dorongan-dorongan homoseksual dalam dirinya sendiri.
4. Pemindahan Objek
(Displacement)
Displacement adalah
suatu mekanisme pertahanan ego yang mengarahkan energi kepada objek atau orang
lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau,
Corey (2003:19). Menurut Poduska (2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan
ego dengan mana anda melepaskan gerak-gerik emosi yang asli, dan sumber
pemindahan ini dianggap sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan
ego ini, melimpahkan kecemasan yang menimpa seseorang kepada orang lain yang
lebih rendah kedudukannya.lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan
proses pengalihan perasaan (biasanya rasa marah) dari objek (target) asli ke
objek pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor,
pada saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.
5. Faksasi
Faksasi
ini merupakan mekanisme yang memungkinkan orang mengalami
kemandegan dalam perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke
perkembangan berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk
menghindari dari situasi-situasi baru
yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan
frustasi. Contohnya anak usia 7 tahun masih ngeisap jempol
dan belum berani berpergaian tanpa ibunya.
6. Regresi
Regresi adalah kembali
ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Kerika kita
menghadapi kesulitan atau ketakutan, perilaku
kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitif.
Dapat dikatakan pula
pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi
tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku kekanak-kanakan). Contohnya
seorang yang baru pensiun akan berlama-lama
duduk di kursi goyang dan bersikap
seperti anak-anak, serta menggantungkan hidupnya pada
isntrinya.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi
merupakan penciptaan kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai
upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.
Menurut Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari
pembenaran atau alasan bagi prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima
oleh ego daripada alasan yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila
individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau
keinginannya. Dia mempersepsikan kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang
mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
8. Sublimasi
Sublimasi adalah
mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk seks,
kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa
diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan pembelotan
atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial lebih dapat
diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme yang sehat,
karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk
aktivitas positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat
seksual.
9. Identifikasi
Identifikasi merupakan
proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu persekutuan
(aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun kelompok.
Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau
berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk
introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif,
tapi dari sisi negatif.
4. Perkembangan
Kepribadian
Perkembangan manusia
dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses
perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa.
Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan
dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan
sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang
terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap
oral, tahap anal, tahap halik, tahap laten, dan tahap genital.
Freud yakin “Anak
adalah ayah manusia” adalah menarik menentukan preferensi kuat pada penjelasan
genetik atas tingkah laku orang dewasa semacam itu, Sementara Freud sendiri
jarang menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Ia lebih suka melakukan
menyelidiki struksi tentang kehidupan masa silam seseorang berdasarkan evidensi
yang terdapat dalam ingatan-kenangannya di masa dewasa.
Kepribadian berkembang
sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yaitu (a) proses
pertumbuhan fisiologis, (b) frustasi-frustasi, (c) konflik-konflik, dan (d)
ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang ditimbulkan
oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara baru
mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan
perkembangn kepribadian.
Identifikasi dan
pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar
mengatasi frustrasi-frustrasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan.
Identifikasi dapat
didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih
ciri-ciri orang lain dan menjadikanya bagian yang tak terpisahkan dari kribadiannya
sendiri. Freud lebih suka memakai istilah identifikasi daripada imitasi karena
ia berpendapat bahwa imitasi mengandung arti sejenis peniruan tingkah laku yang
bersifat dangkal dan sementara padahal ia menginginkan suatu kata yang
mengandung pengertian tentang sejenis pemerolehan (acquisition) yang kurang
lebih bersifat permanen kepada kepribadian.
Identifikasi juga
merupakan cara dengan mana orang dapat memperoleh kembali suatu objek yang
telah hilang. Dengan mengidentifikasikan diri dengan orang terkasih yang telah
meninggal atau terpisah, maka orang yang telah hilang itu dijelamakan kembali
dalam bentuk ciri tertentu yang meresap atau melekat pada kepribadian
seseorang. Identifikasi semacam ini merupakan dasar pembentukan superego.
Struktur final
kepribadian merupakan akumulasi berbagai identifikasi yang dilakukan pada
berbagai masa kehidupan seseorang, kendati ibu dan ayah mungkin merupakan
tokoh-tokoh identifikasi terpenting dalam kehidupan seseorang.
Pemindahan objek asli
yang dipilih instink tidak dapat dicapai karena adanya rintangan baik dari luar
maupun dari dalam (anti-kateksis), maka suatu represi yang kuat. Apabila
kateksis yang baru itu juga terhalang, maka akan terjadi pemindahan lain,
demikian seterusnya sampai ditemukan objek yang mampu untuk mereduksikan
tegangan habis, dan segera dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok. Sepanjang
rangkaian pemindahan yang banyak dan yang merupakan perkembangan kepribadian,
sumber dan tujuan instink tetap, hanya objeknya yang berubah-ubah.
Minat-minat,
keterikatan-keterikatan dan semua bentuk lain motif-motif yang diperoleh tetap
bertahan karena gagal memberikan kepuasan yang sempurna. Setiap kompromi
sekaligus adalah penolakan. Seseorang melepaskan sesuatu yang sesungguhnya
diinginkannya tetapi tidak dapat dimilikinya, dan menerima sesuatu yang kedua
atau ketiga terbaik yang dapat dimilikinya (Hall, 1954). Freud mengemukakan
bahwa perkembangan peradaban di mungkinkan oleh pengekangan terhadap
pemilihan-pemilihan objek primitive serta pengalihan energy instink ke
saluran-saluran yang dapat diterima oleh masyarakat dan secara cultural
kreatif. Suatu pemindahan yang menghasilkan prestasi kebudayaan yang lebih
tinggi disebut sublimasi.
Arah yang ditempuh
pemindahan ditentukan oleh dua faktor. Faktor-faktor ini adalah (a) kemiripan
objek pengganti dengan objek aslinya, dan (b) sanksi-sanksi dan
larangan-laranganyang diterapkan masyarakat.
1. Tahapan-tahapan Perkembangan
Anak melewati serangkaian
tahap yang secara dinamis berlainan selama lima tahun pertama kehidupan,
kemudian suatu periode lima atau eman tahun berikutnya periode-laten-dinamika
tersebut kurang lebih menjadi stabil. Dengan datangnya masa adolesen, dimanika
itu muncul lagi kemudian secara bertahap menjadi tenang ketika remaja memasuki
dewasa. Bagi Freud tahun-tahun pertama kehidupan yang hanya beberapa itu
memiliki peranan yang menentukan bagi pembentukan kepribadian. Masing-masing
tahap perkembangan selama lima tahun pertama ditentikan oleh cara-cara reaksi
suatu zona tubuh tertentu.
a. Tahap Oral
Sumber kenikmatan
pokok yang berasal dari mulut adalah makan. Dua macam aktivitas oral ini,
yaitu menelan makanan dan mengigit, merupakan prototipe bagi banyak ciri
karakter yang berkembang di kemudian hari. Karena tahap oral ini berlangsung
pada saat bayi sama sekali tergantung pada ibunya untuk memdapatkan makanan,
pada saat dibuai, dirawat dan dilindungi dari perasaan yang tidak menyenangkan,
maka timbul perasaan-perasaan tergantung pada masa ini. Frued berpendapat bahwa
simtom ketergantungan yang paling ekstrem adalah keinginan kembali ke dalam
rahim.
b. Tahap Anal
Setelah makanan
dicernakan, maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara
reflex akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai
taraf tertentu. Pada umur dua tahun anak mendapatkan pengalaman pertama yang
menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls instingtual oleh pihak luar.
Pembiasaan akan kebersihan ini dapat mempunyai pengaruh yang sangat luas
terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khusus. Sifat-sifat
kepribadian lain yang tak terbilang jumlahnya konon sumber akarnya terbentuk
dalam tahap anal.
c. Tahap Phalik
Selama tahap
perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah
perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya
organ-organ genetikal. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang
menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya kompleks Oedipus.
Freud memandang keberhasilan mengidentifikasikan kompleks Oedipus sebagai salah
satu temuan besarnya.
Freud mengasumsikan
bahwa setiap orang secara inheren adalah biseksual, setiap jenis tertarik pada
anggota sejenis maupun pada anggota lawan jenis. Asumsi tentang biseksualitas
ini disokong oleh penelitian terhadap kelenjar-kelenjar endokrin yang secara
agak konklusif menunjukkan bahwa baik hormon seks perempuan terdapat pada
masing-masing jenis. Timbul dan berkembangnya kompleks Oedipus dan kompleks kastrasi
merupakan peristiwa-peristiwa pokok selama masa phalik dan meninggalkan
serangkaian bekas dalam kepribadian.
d. Tahap Latensi
Masa ini adlah periode
tertahannya dorongan-dorongan seks agresif. Selama masa ini anak mengembangkan
kemampuannya bersublimasi ( seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain
olah raga, dan kegiatan lainya). Tahapan latensi ini antara usia 6-12 tahun
(masa sekolah dasar)
e. Tahap Genital
Kateksis-kateksis dari
masa-masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu
mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan
orang-orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk
tambahan kenikmatan tubuh bagi anak. Selama masa adolesen, sebagian dari cinta
diri atau narsisisme ini disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya.
Kateksis-kateksis pada
tahap-tahap oral, anal, dan phalik lebur dan di sistensiskan dengan
impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital tujuan ini
dengan memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
Meskipun demikian
Freud membedakan empat tahap perkembangan kepribadian, namun ia tidak
mengasumsikan bahwa terdapat batas-batas tajam atau transisi-transisi yang
mengejutkan dalam peralihan dari satu tahap ke tahap yang lain. Bentuk akhir
organisasi kepribadian menurut hasil sumbangan dari keempat tahap itu.
5. Implikasi
Teori Kepribadian Psikoanalis Terhadap Bimbingan dan Konseling
Psikoanalisis
dipandang sebagai pendekatan atau metode terapi (Bimbingan dan Konseling). Ada
beberapa Implikasi teori psikoanalisis terhadap bimbingan dan konseling, yaitu
sebagai berikut ;
1. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Koseling
bertujuan untuk ;
-
Memperkuat ego, sehingga mampu mengontrol dorongan-dorongan instrinsik
-
Meningkatkan kemampuan individu dalam bercinta dan bekerja
2. Metode Bimbingan
dan Konseling
Yang menjadi fokus
utama bimbingan dan konseling adalah represi yang tidak terpecahkan, dengan
cara menganalisa pengalaman masa lalu pasien. Beberapa metode yang dapat
diterapkan yaitu;
1)
Asosiasi Bebas
Klien diminta untuk
mengatakan (mengungkapkan) apa saja yang berada dalam pikirannya (perasaannya).
2)
Analisis Mimpi
Untuk menelusuri akar
masalah yang dialami klien dapat dengan cara mengungkapkan isi mimpinya, karena
ketika tidur maka keadaan ego menjadi lemah untuk mengontrol dorongan-dorongan
Id atau hal-hal yang tidak disadari, sehingga dapat mendesak ego untuk
memuaskannya.
3)
Interpretasi
Setelah masalah pasien
diketahui secara jelas, kemudian konselor mulai menginterpretasi masalah klien,
dan terdorong untuk mengakui ketidaksadarannya baik terkait dengan pikiran,
kegiatan atau keinginan-keinginannya.
4)
Resistansi
Sikap resisten dipicu
oleh ketidaksadaran dan pertahanan diri yang terancam, resistensi klien
dinyatakan dalam banyak cara seperti; tidak menepati janji, menolak
interpretasi dan banyak mengahabiskan waktu untuk diskusi
5)
Transferensi
Transferensi terjadi
ketika klien merespon analisa konselor sebagai figure orangtua, respon ini bisa
bersifat positif dan bisa juga negative tergantung pada suasana emosional yang
dialaminya, sehingga dapat menimbulkan terjadinya reaksi-reaksi atau konflik-konflik
lama.
Reaksi transferensi
klien terhadap konselor dipengaruhi oleh prasangka-prasangka yang tidak
realistic sebagai refleksi dari suasana emosional masa lalunya.
6. Komentar
Para Ahli tentang Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Teori psikoanalisis
dipandang banyak orang sebagai teori yang controversial, terutama yang
terkait dengan pelecehan harkat – martabat manusiadan kesucian agama. Freud
tidak menempatkan manusia tidak lebih mulia daripada hewan.
Komentar para ahli
antara lain ;
-
Djamaludin A dan Fuat NS 1994:68
“Kita semua tahu
setengah abad lebih yang silam, penelitian – penelitian yang dilakukan Charles
Darwin dan kolega-koleganya telah mengakhiri kecongkakan manusia, sungguh
manusia bukanlah makhluk yang berbeda apalagi lebih unggul dari pada binatang.”
-
Malik B Badri 1986 :43
Mengemukakan bahwa
para psikolog bereksperimen dan menganut aliran tingkah laku mengkritik teori
psikoanalisis hanya sebagai spekulasi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya
melalui observasi dan oleh karena itu tidak ilmiah.
-
Muh.Quthb, 1989:24
Carl Gustav Jung dalam
bukunya “Memorial of Freud” mengatakan “Freud telah berwasiat kepadaku, bahwa
wajib menghancurkan semua kepercayaan agama.”
-
Hartman (Bapak psikologi ego)
Ego tidak berkembang
dari id, karena setiap system adalah asli, predisposisi yang inhern, dan
masing-masing independen dalam perkembangannya. Proses ego dinetralisasi dari
energy seksual dan agresif. Fungsi ego bukan reality testing sebagai pemuas id,
akan tetapi adavtive function terhadap dunia luar. Inilah cognitive processes
seperti mempersepsi, mengingat dan berpikir.
-
Ronald Fairbairn
Mengemukakan ;
1. Ego berada sejak lahir, yang memiliki struktur
dinamika sendiri, dan sumber energy sendiri
3. Ego berfungsi untuk mencari (seek), menemukan
(find), dan membangun relasi dengan objek-objek di dunia luar.
DAFTAR PUSTAKA
Calvin S. Hall (1959).
Sigmund Freud. Suatu pengantar ke dalam ilmu jiwa Sigmund freud. Jakarta.
PT. Pembangunan
Schustack Miriam
W,Friedman Howard S (2006). Kepribadian,Teori Klasik dan Riset Modern.
Jakarta. Erlangga
Yusuf Prof. Dr.Syamsu.
L.N., Nurihsan,Dr. Juntika. (2007) Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar